Skip to main content

Featured

[ID] Katedral Gembala Yang Baik, Gereja Katolik Tertua di Singapura

Katedral Gembala Baik: Warisan Iman di Singapura Dalam kunjungan singkat saya ke Singapura beberapa waktu lalu, saya juga menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa gereja. Semangat Tahun Yubelium 2025 ini memotivasi saya untuk mengunjungi gereja-gereja Katolik di setiap kota yang saya singgahi. Sayangnya, waktu yang terbatas sebelum penerbangan lanjutan ke Bangkok membuat saya hanya bisa memilih satu-dua lokasi saja. Setelah mempertimbangkan rute, waktu tempuh dan nilai sejarahnya, pilihan saya jatuh pada Katedral Gembala Baik ( Cathedral of the Good Shepherd ) — gereja Katolik tertua di Singapura sekaligus pusat Keuskupan Agung Singapura yang juga menjadi kediaman resmi Uskup Agung yang saat ini memimpin 32 paroki yang ada di Singapura. Katedral ini terletak di Museum Planning Area yang berada di kawasan Civic District , katedral ini mudah dijangkau dengan berjalan kaki sekitar 3 menit dari stasiun MRT Bras Basah, atau kurang dari 10 menit dari stasiun Bencoolen maupun City Hall. ...

[ID] Gereja Lingkungan Saya, Gereja Santo Matias Rasul

Tahun Yubileum 2025: Tahun Istimewa Bagi Umat Katolik

Tahun 2025 ini adalah Tahun Yubileum bagi umat Katolik di seluruh dunia, sebuah masa istimewa yang penuh makna untuk pengampunan, rekonsiliasi, dan pembaruan rohani. Dengan semangat ini, seluruh umat diajak untuk memperbaharui iman dan pengharapan mereka, serta mempererat hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia, baik melalui doa, pertobatan, maupun tindakan belas kasih. Mendiang Paus Fransiskus secara resmi membuka Tahun Yubileum 2025 dengan sebuah momen yang sangat simbolis, yakni pembukaan Pintu Suci Basilika Santo Petrus di Vatikan pada malam Natal 2024 lalu. Tradisi ini menandai awal dari perjalanan rohani umat Katolik di seluruh dunia dalam menyambut rahmat indulgensi yang ditawarkan selama Tahun Suci. Tahun Yubileum diperingati secara istimewa setiap 25 tahun sekali, dan untuk tahun ini, tema yang diangkat adalah "Peziarah Pengharapan" (Pilgrims of Hope). Tema ini menjadi undangan terbuka bagi umat untuk melakukan ziarah, khususnya mengunjungi dan melintasi empat Pintu Suci yang dibuka di berbagai gereja besar di Vatikan dan Roma. 

Namun, bagi mereka yang belum memiliki kesempatan untuk mengunjungi Roma, beberapa keuskupan lokal di berbagai negara telah menetapkan katedral, gereja paroki, atau tempat-tempat suci tertentu sebagai tempat ziarah lokal, sehingga umat tetap mengalami rahmat indulgensi Yubileum. Tahun ini, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) secara resmi membuka 68 Porta Sancta (Pintu Suci) yang tersebar di setiap paroki dari 9 dekenat yang berada di wilayah KAJ. Inisiatif ini menjadi bagian penting dalam menyambut Tahun Yubileum 2025,di mana umat Katolik dihimbau untuk melakukan ziarah ke setidaknya 9 gereja dari 9 dekenat yang ada, termasuk gereja asal mereka sendiri sebagai titik awal perjalanan iman ini. Maka, dimulailah perziarahan Yubileum 2025 saya, bukan dari tempat yang asing, tetapi justru dari tempat yang sangat akrab yaitu gereja yang paling dekat dari rumah saya, tempat saya mengikuti Misa setiap minggunya, tempat saya bertumbuh dalam iman, yaitu Gereja Santo Matias Rasul di Paroki Kosambi Baru. 

Tahun Yubileum 2025 saya dimulai di gereja wilayah lingkungan saya

Gereja Santo Matias Rasul ini adalah bagian dari Dekenat Jakarta Barat II

Paroki Kosambi Baru Sebagai Titik Awal Perjalanan Yubileum Saya

Gereja ini merupakan hasil pemekaran ke arah barat dari Gereja Santo Thomas Rasul di Paroki Bojong Indah, seiring dengan pertumbuhan jumlah umat dan perkembangan kawasan pemukiman di wilayah Semanan, Jakarta Barat. Kini, Gereja Santo Matias Rasul melayani komunitas Katolik yang tinggal di sekitar kompleks perumahan Kosambi Baru, yang menjadi lokasi berdirinya gereja ini. Walaupun belum terdapat halte Busway Transjakarta yang langsung menjangkau area sekitar gereja, akses menuju gereja tetap cukup mudah bagi para peziarah maupun umat yang menggunakan transportasi umum. Pengunjung yang tidak membawa kendaraan pribadi dapat menaiki bus Transjakarta menuju Terminal Kalideres, salah satu terminal utama di Jakarta Barat. Dari sana, perjalanan dapat dilanjutkan dengan layanan transportasi daring seperti ojek atau mobil daring (Gojek, Grab), yang tersedia dengan cukup cepat dan praktis. Alternatif lainnya, bagi mereka yang menggunakan KRL Commuter Line, dapat turun di Stasiun Kalideres, lalu melanjutkan rute akhir dengan moda transportasi daring yang sama. Secara geografis, gereja ini berjarak sekitar 5 menit dari kawasan perumahan Green Lake City dan Metland Puri, dua wilayah hunian yang terletak dekat dengan Gerbang Tol Karang Tengah di Jalan Tol Jakarta–Tangerang juga memudahkan akses bagi umat dari dalam maupun luar kota yang ingin mengikuti Misa atau berziarah ke gereja ini, terutama di masa Tahun Yubileum.

Saint Matias adalah satu-satunya rasul yang tidak dipilih langsung oleh Yesus

Kapel kecil ini dapat ditemukan di samping ruang utama gereja

Berawal Dari Pemekaran Hingga Menjadi Gereja Yang Bertumbuh

Meskipun rencana awal pembentukan paroki baru ini telah dimulai sejak tahun 1990, pembangunan fisik gereja baru dimulai pada bulan September 2006. Setelah dua tahun pengerjaan, gereja akhirnya diselesaikan dan diresmikan pada tahun 2008 oleh Kardinal Julius Darmaatmadja, SJ, yang saat itu masih menjabat sebagai Uskup Agung Jakarta. Gedung gereja dirancang oleh arsitek Lily Kartomo, yang merupakan anggota dari Panitia Pembangunan Gereja, dengan visi menciptakan ruang ibadah yang sakral namun tetap modern dan fungsional dengan kapasitas mencapai 1.800 umat. Di bagian belakang ruang utama gereja, terdapat kapel Yohanes Paulus II, ruang adorasi, dan Gua Maria, yang menjadi tempat favorit bagi umat untuk berdoa secara pribadi dalam suasana yang tenang dan teduh. Selain itu, tersedia juga Taman Jalan Salib, yang dilengkapi dengan pilar-pilar stasi yang dirancang indah, serta sebuah sakrarium yang menampilkan unsur desain yang konsisten: nuansa logam berwarna perak dipadukan dengan aksen kayu, menciptakan kesan modern sekaligus hangat dan spiritual. Tidak hanya sebagai tempat ibadah, gereja ini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan umat, dengan adanya pastoran Wisma Yohanes Paulus II, aula serbaguna yang luas (Gedung Maria Ratu Rosari) dan beberapa ruang pertemuan yang lebih kecil. Gereja ini berada di bawah perlindungan Santo Matias Rasul, yang dikenal dalam Kitab Suci sebagai rasul yang dipilih oleh Tuhan melalui para rasul lainnya untuk menggantikan Yudas Iskariot, yang telah mengkhianati Yesus. Pemilihan Matias menunjukkan pentingnya keberlanjutan misi Gereja dan kesetiaan dalam pelayanan. Di halaman gereja, berdiri patung Santo Matias yang digambarkan memegang sebuah kapak—atribut khas yang sering diasosiasikan dengannya, melambangkan kemartirannya. 

Tepat di belakang gereja terdapat Gua Maria dan Ruang Adorasi

Terdapat pula Taman Jalan Salib dengan nuansa logam berwarna perak yang sama

Taman Jalan Istimewa yang Menyatukan Gereja di Seluruh Indonesia

Tersembunyi di belakang gedung utama Gereja Santo Matias Rasul, terdapat sebuah lokasi yang kaya akan makna rohani dan sejarah: Taman Jalan Salib. Lebih dari sekadar tempat doa dan permenungan, taman ini menjadi saksi momen penting dalam sejarah Gereja Katolik di Indonesia. Pada tanggal 9 November 2014, taman ini diberkati dan diresmikan dalam sebuah Acara Konselebrasi istimewa yang dihadiri oleh seluruh uskup se-Indonesia. Peristiwa bersejarah ini bertepatan dengan pertemuan tahunan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), yang pada tahun itu diselenggarakan oleh Paroki Kosambi Baru. Beberapa uskup agung turut serta dalam perayaan tersebut, antara lain: Uskup Agung Ignatius Suharyo (Uskup Agung Jakarta sekaligus selebran utama dan tuan rumah), Uskup Agung Johannes Pujasumarta dari Semarang, Uskup Agung Anicetus B. Sinaga, OFM Cap dari Medan, Uskup Agung Nicolaus Adi Seputra, MSC dari Merauke, dan Uskup Agung Aloysius Sudarso, SCJ dari Palembang. Kehadiran dan berkat bersama mereka menjadikan taman ini bukan hanya tempat devosi pribadi, tetapi juga simbol kesatuan Gereja Katolik di Indonesia. Yang membedakan Jalan Salib ini dari yang tradisional adalah kehadiran stasi ke-15 dan bukan hanya 14 seperti biasanya. Stasi terakhir ini memperingati Kebangkitan Yesus, sebagai puncak dan kemenangan dari sengsara-Nya. Setiap stasi di taman ini tak hanya dihiasi dengan gambar-gambar khas Jalan Salib, tetapi juga diperkaya dengan elemen kreatif seperti bentuk paku yang dijadikan tiang totem dan mahkota duri yang tergambar di lantainya yang menghadirkan ekspresi artistik yang mendalam dan mengundang refleksi lebih dalam.

Sejumlah bangunan pendukung terletak di dalam komplek seluas 13.500 meter persegi ini

Sakrarium ini digunakan untuk menampung barang rohani yang tidak dipakai lagi

Tiga Tahun yang Mengubah Hidup Saya

Saya menjadi bagian dari Gereja Santo Matias Rasul selama tiga tahun terakhir, dan saya selalu melihat paroki serta komunitasnya sebagai tempat yang hidup dan penuh semangat. Memulai ziarah Yubileum saya di sini mengingatkan saya bahwa tempat-tempat suci yang dekat dengan rumah pun dapat memiliki makna spiritual yang mendalam. Gereja ini juga memiliki arti khusus bagi saya, karena di sinilah saya menjalani pendidikan Katekumen hingga akhirnya menerima Sakramen Baptis dan Krisma yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan iman saya sebagai seorang Katolik. Proses itu bukan hanya upacara liturgi, melainkan perjalanan transformasi hati dan komitmen untuk hidup lebih dekat dengan Kristus. Setelah ini saya akan melanjutkan perjalanan Tahun Yubileum 2025 ini ke paroki-paroki lain di Jakarta, saya berharap dapat berbagi kisah yang melampaui dinding-dinding gedung gereja.



Paroki Kosambi Baru
Gereja Santo Matias Rasul

Lokasi Taman Kosambi Barat Blok A ext 1 No 120, Perumahan Kosambi Baru, Jakarta Barat

Jadwal Misa Mingguan
Sabtu, Jam 17.00 WIB
Minggu, Jam 06.30 WIB, 09.00 WIB, 17.00 WIB


Comments

Popular Posts