Skip to main content

Featured

[ID] Som Tam di Tiap Sudut Bangkok, Pengalaman Kuliner yang Segar dan Seru

Makanan Thailand Favorit Saya Beberapa tahun lalu, saya sempat tinggal di Thailand selama beberapa bulan, dan sejak itu saya cukup akrab dengan cita rasa khas masakan Thailand. Meskipun secara umum profil rasanya tidak jauh berbeda dari hidangan Indonesia atau Asia Tenggara lainnya, selalu ada sesuatu yang istimewa saat kembali ke Thailand dan menikmati langsung kekayaan kulinernya.  Di Jakarta sendiri, makanan Thailand cukup mudah ditemukan di mana banyak pusat perbelanjaan besar yang memiliki setidaknya satu restoran Thailand. Sebagian besar restoran ini bahkan dengan bangga menampilkan sertifikasi “Thai Select”, sebuah penanda resmi dari Kementerian Perdagangan Thailand yang menjamin keaslian cita rasa dan pengalaman bersantap, baik di dalam maupun luar negeri.  Namun, makanan bukan hanya soal rasa. Suasana, pemandangan, dan bunyi-bunyian di sekitar juga memberi pengalaman tersendiri saat menyantapnya. Itulah mengapa saya begitu antusias menyambut perjalanan saya ke Bangkok...

[ID] Gereja Santo Ambrosius, Menelusuri Tunas Paroki yang Bertumbuh

Terletak hanya sekitar 20 menit dari Paroki Serpong melintasi kawasan BSD di Tangerang Selatan, Paroki Villa Melati Mas merupakan pemekaran terbaru dari Paroki Serpong—paroki induk yang sebelumnya juga melahirkan paroki-paroki lain seperti Alam Sutera dan sekitarnya. Gereja paroki ini berdiri di dalam kawasan perumahan Villa Melati Mas. Rencana awal untuk mendirikan gereja di wilayah ini sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1990. Namun pada waktu itu, seluruh sumber daya difokuskan untuk pembangunan Gereja Santa Monika yang menjadi pusat dari Paroki Serpong. Enam belas tahun berselang, seiring meningkatnya jumlah umat Katolik di kawasan tersebut, gagasan untuk membangun tempat ibadah baru di Villa Melati Mas kembali digulirkan. Pada tahun 2008, panitia pembangunan gereja dibentuk dan izin mendirikan bangunan (IMB) berhasil diperoleh dari pemerintah daerah. Awalnya, lahan seluas 2.100 meter persegi telah disiapkan untuk mendirikan sebuah kapel. Namun, melihat pertumbuhan umat yang terus meningkat, panitia akhirnya mencari lahan tambahan. Akhirnya, lokasi yang sekarang menjadi tempat berdirinya gereja—dengan luas mencapai 5.665 meter persegi—berhasil diperoleh.

Gereja Santo Ambrosius located in Villa Melati Mas residential complex


Saint Ambrose of Milan was an influential 4th-century ecclesiastical figure


Pembangunan Gereja Santo Ambrosius dimulai pada tahun 2009 dan rampung pada tahun 2015. Gereja ini secara resmi diberkati dan diresmikan pada tanggal 20 Desember 2015 oleh Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, yang sekaligus menandai babak baru dalam kehidupan rohani umat Katolik di Villa Melati Mas dan sekitarnya. Pada saat itu, gereja ini masih berstatus sebagai stasi di bawah naungan Paroki Serpong. Seiring dengan pertumbuhan jumlah umat dan kematangan komunitas pastoralnya, kunjungan evaluasi yang dilakukan oleh Tim Kunjungan Karya Pastoral (TKKP) KAJ pada pertengahan November 2015 merekomendasikan bahwa Stasi ini layak menjadi paroki baru. Gereja ini kemudian  ditingkatkan menjadi kuasi paroki (paroki administratif) pada tahun berikutnya, sebelum akhirnya, pada bulan Februari 2017, status paroki penuh pun resmi diberikan. Peristiwa penting ini dirayakan dengan penuh sukacita melalui Perayaan Ekaristi yang kembali dipimpin oleh Kardinal Suharyo. Paroki Santo Ambrosius ini sendiri memiliki visi menjadi paguyuban umat beriman yang peduli, berbagi dan merakyat—sesuai dengan semangat pelindungnya, Santo Ambrosius, dalam kehidupan sehari-hari.

Gereja ini diresmikan pada tahun 2016, menjadikannya salah satu yang termuda di KAJ

Pintu-pintu yang terbuka lebar di kedua sisi membuatnya tetap sejuk di siang hari 

Santo Ambrosius, yang menjabat sebagai Uskup Milan pada abad ke-4, awalnya adalah seorang negarawan ternama sebelum mendedikasikan hidupnya bagi Gereja. Sebelum menempuh kehidupan imamat, ia memegang jabatan penting sebagai Gubernur Aemilia-Liguria yang berkedudukan di Milan, setelah diangkat oleh Kaisar Romawi Valentinianus I. Reputasinya dalam bidang hukum serta kefasihannya dalam beberapa bahasa menjadikannya pejabat yang sangat dipercaya dalam pemerintahan kekaisaran. Menurut legenda, ketika tahta keuskupan Milan lowong akibat wafatnya Uskup Auxentius, kota Milan mengalami perpecahan antara kubu Kristen Arian dan Nicene, yang masing-masing bersaing untuk menentukan penerus pilihan mereka. Ambrosius kemudian diutus untuk menengahi konflik tersebut. Dalam suatu pertemuan publik untuk membahas pengangkatan uskup baru, terdengarlah suara seorang anak kecil yang tiba-tiba berseru, “Ambrosius menjadi uskup!” Seruan tak terduga itu segera menggema di antara kerumunan, memicu dukungan luas dari masyarakat yang mendesak agar Ambrosius diangkat menjadi uskup—meskipun saat itu ia masih seorang awam. Kepemimpinannya sebagai Uskup Milan kelak menjadi sangat berpengaruh di mana tulisan serta himne rohaninya yang penuh hikmat  menjadikannya salah satu Bapa Gereja paling penting, bersama dengan Santo Agustinus dari Hippo, Santo Hieronimus, dan Santo Gregorius Agung.

Langit-langit yang tinggi juga membantu sirkulasi udara di dalam gereja

Pastoran dan kantor sekretariat paroki terletak di seberang gereja

Di Paroki Villa Melati Mas, patung Santo Ambrosius berdiri tegak di halaman gereja, menjadi pengingat akan kehidupan dan warisan tokoh besar yang juga diakui sebagai Pujangga Gereja ini. Di bawah patung Santo Ambrosius tertulis doa penyerahannya yang sangat kuat dan mendalam, yang berbunyi :

Ya Allah, Bapa yang Maharahim. Kasihanilah dan bersihkanlah aku dari dosa- dosaku. Nyalakanlah dalam batinku api Roh Kudus-Mu. Ambilah dari padaku hati yang keras membatu. Berilah aku hati yang lemah lembut dan mampu berbelas kasih serta penuh syukur kepada-Mu. Hati yang senantiasa berserah kepada kehendak-Mu, selalu setia mengikuti-Mu dan bersukacita dalam penyertaan-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Kebijaksanaan, keberanian, dan pengaruh rohaninya terus menginspirasi umat beriman, dan kehadirannya di sini melambangkan semangat kepemimpinan pastoral dan pelayanan yang menuntun kehidupan paroki. Di seberang gedung gereja terdapat bangunan pastoran yang juga berfungsi sebagai sekretariat dan pusat administrasi paroki. Meskipun berada di iklim tropis, ruang utama gereja tetap terasa sejuk di siang hari berkat rancangan arsitekturnya yang terbuka. Langit-langit yang tinggi serta pintu-pintu besar di sisi bangunan yang dibiarkan terbuka menciptakan sirkulasi udara yang sangat baik, menghadirkan semilir angin segar yang menyejukkan seluruh ruang ibadah—hal yang saya alami sendiri saat berkunjung. Pencahayaan alami dan ventilasi yang optimal memberikan suasana tenang dan ramah, sangat mendukung suasana doa dan refleksi pribadi. Di sisi gereja berdiri Gua Maria yang dinamakan Gua Maria Pemersatu yang dilindungi oleh kanopi untuk melindungi dari hujan dan panas matahari di siang hari.

Gua Maria di sini dirancang senada dengan desain keseluruhan gereja yang modern

Tepat di samping gereja terdapat gereja HKBP, cerminan toleransi antar umat beragama

Salah satu bukti nyata toleransi antar umat beragama di lingkungan ini adalah keberadaan gereja Protestan HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) yang berdiri tepat di sebelah gereja Katolik Santo Ambrosius. Kehadiran dua gereja dari aliran Kristiani yang berbeda ini mencerminkan harmoni dan rasa saling menghormati yang terjalin di masyarakat sekitar. Paroki Santo Ambrosius bukan hanya menjadi rumah rohani bagi umat Katolik di Tangerang Selatan, tetapi juga menjadi contoh hidup bagaimana iman, komunitas, dan toleransi dapat berdampingan dengan harmonis di Indonesia.



Paroki Villa Melati Mas
Gereja Santo Ambrosius

Lokasi Villa Melati Mas Blok O6 No 26, Jelupang, Serpong Utara, South Tangerang, Banten

Jadwal Misa Mingguan
Sabtu, Jam 17.00 WIB
Minggu, Jam 08.00 WIB, 11.00 WIB, 17.00 WIB









Comments

Popular Posts