Kita akan menjelajahi sesuatu yang sedikit berbeda pada postingan kali ini. Jika tulisan-tulisan sebelumnya berfokus pada gereja-gereja di Jakarta yang telah saya kunjungi selama Tahun Yubileum 2025, beberapa postingan berikutnya akan membawa kita menyusuri perjalanan saya baru-baru ini ke Bangkok, Thailand, yang juga mencakup transit singkat di Singapura. Saat mengetahui bahwa penerbangan Scoot saya ke Bangkok akan transit di Singapura, saya sengaja memilih penerbangan lanjutan yang lebih malam agar punya lebih banyak waktu untuk menjelajahi Bandara Changi yang tersohor itu. Saya bahkan mulai merencanakan kunjungan, mencatat semua atraksi dan instalasi yang ingin saya lihat. Namun, ketika waktu transit saya yang awalnya 5 jam tiba-tiba dijadwalkan ulang menjadi 10 jam, saya memutuskan untuk membatalkan rencana untuk menjelajahi Bandara Changi itu dan memilih untuk langsung menjelajahi kota Singapura. Untungnya, sebagai pemegang paspor Indonesia, saya bisa memanfaatkan fasilitas bebas visa ke Singapura sebagai salah satu keuntungan menjadi warga negara ASEAN, sehingga saya bisa keluar dari bandara dan kembali tepat waktu untuk penerbangan selanjutnya. Meski begitu, saya tetap sempat mengunjungi satu atraksi utama dari rencana awal saya, yang paling ikonik dan menakjubkan, dan bisa dibilang sebagai instalasi seni bandara paling terkenal di dunia: Rain Vortex di Jewel Changi Airport.
 |
Kunjungan ke Bandara Changi tidak akan lengkap sebelum mengunjungi keindahan instalasi ini |
 |
Mendarat di Bandara Changi di Terminal 1 yang legendaris dengan Scoot dari Jakarta |
Jika berbicara tentang Jewel Changi Airport, hal pertama yang langsung terlintas di benak adalah air terjun dalam ruangan setinggi bangunan tujuh lantai yang dikenal dengan nama Rain Vortex, yang secara harfiah berarti “Pusaran Air Hujan”. Instalasi yang memegang rekor sebagai air terjun dalam ruangan tertinggi di dunia ini sebenarnya hanyalah salah satu dari banyak atraksi yang dapat ditemukan di Jewel. Air hujan yang didaur ulang dialirkan dari lubang di atap kaca dan baja berbentuk toroida (mirip donat), membentuk air terjun setinggi 40 meter yang jatuh hingga ke lantai bawah tanah. Air terjun ini tampak sangat memukau, terutama di malam hari saat disinari oleh pertunjukan cahaya warna-warni. Bentuk atap yang unik ini tidak hanya menambah daya tarik visual, tetapi juga berfungsi mendukung sirkulasi dan pengelolaan air secara berkelanjutan. Saat itu, saya sempat mengunjungi Rain Vortex pada malam hari, setelah kembali dari menjelajahi kota Singapura, dan benar-benar terpesona oleh keindahannya. Sayangnya, saya tidak sempat menyaksikan pertunjukan cahaya dan musik yang diadakan setiap malam karena harus mengejar penerbangan lanjutan saya ke Bangkok. Terletak di pusat kompleks Jewel, Rain Vortex ini dikelilingi oleh Forest Valley atau Lembah Hutan, salah satu taman dalam ruangan terbesar di dunia. Taman ini memiliki lebih dari 900 pohon dan sekitar 60.000 tanaman dari berbagai spesies, tersebar di lima lantai dengan total luas mencapai 22.000 meter persegi. Pengunjung dapat bersantai di berbagai tangga dan jalur pejalan kaki yang membentang di dalam taman ini sembari menunggu penerbangan. Di lantai paling atas, yaitu Lantai 5, terdapat Canopy Park (Taman Kanopi), area rekreasi dengan berbagai atraksi seperti lorong labirin, jaring-jaring, dan taman-taman tematik yang cocok untuk anak-anak maupun pengunjung dewasa yang berjiwa muda. Meskipun menjelajahi Jewel dan menikmati Rain Vortex tidak dikenakan biaya, pengunjung perlu membeli tiket masuk untuk menikmati area Canopy Park.
 |
Bandara Changi Airport selalu termasuk dalam daftar bandara terbaik di seluruh dunia |
|
 |
Rain Vortex sebagai pusat Jewel Changi Airport ini dikelilingi oleh Forest Valley |
Selain taman dalam ruangannya yang sangat rimbun dan Rain Vortex yang ikonik, Jewel Changi Airport adalah pusat hiburan kelas dunia yang memadukan unsur alam, ritel, kuliner, dan layanan perhotelan dalam satu bangunan arsitektural yang menakjubkan. Dirancang oleh arsitek ternama Moshe Safdie, struktur Jewel telah memenangkan berbagai penghargaan internasional berkat desain kubah kaca dan baja futuristiknya yang berhasil mengintegrasikan keindahan alam dengan infrastruktur modern. Pembangunan kompleks ini dimulai pada Desember 2014, di bekas area parkir mobil Terminal 1 bandara. Setelah hampir lima tahun masa konstruksi, proyek ini selesai pada akhir 2018 dan dibuka untuk umum pada April 2019. Peresmiannya dilakukan langsung oleh Perdana Menteri Singapura saat itu, Lee Hsien Loong, pada tanggal 18 Oktober 2019, yang menunjukkan betapa besarnya perhatian pemerintah terhadap proyek ini. Jewel dikembangkan dan dikelola oleh Jewel Changi Airport Devt. Pte. Ltd., sebuah perusahaan patungan (joint venture) antara Changi Airport Group (CAG) dan CapitaLand, salah satu grup properti terbesar di Asia. Kompleks ini mencakup lebih dari 280 toko ritel dan restoran, mulai dari merek adibusana mewah hingga restoran lokal dan jaringan internasional ternama. Bagi wisatawan yang ingin beristirahat, tersedia YOTELAIR di dalam kompleks ini, yang juga menawarkan kamar dengan sistem sewa per jam dan waktu check-in serta check-out yang fleksibel sehingga ideal bagi penumpang transit.
 |
Jewel Changi Airport ini dirancang oleh Moshe Safdie yang juga merancang bangunan Marina Bay Sands
|
 |
Bouncing Nets ini adalah salah satu keseruan yang bisa dikunjungi di Canopy Park
|
Jewel terhubung langsung dengan Terminal 1, 2, dan 3 Bandara Changi melalui jalur khusus pejalan kaki. Namun, untuk dapat menjelajahi seluruh kompleks Jewel, pengunjung harus berada di area landside, yang berarti mereka harus keluar dari zona transit (airside) dan melewati proses imigrasi terlebih dahulu. Oleh karena itu, tergantung pada kewarganegaraan masing-masing, mungkin diperlukan visa untuk dapat melewati imigrasi dan secara resmi memasuki wilayah Singapura. Bagi mereka yang tetap berada di area airside, masih ada kesempatan untuk menyaksikan keindahan Jewel, yaitu melalui Changi Skytrain—kereta kalayang otomatis yang menghubungkan antar terminal dan melintasi bagian dalam kubah Jewel. Dari dalam kereta ini, penumpang dapat menikmati sekilas pemandangan Rain Vortex dan Forest Valley dengan nyaman. Bandara Changi dengan kompleks Jewel ini bukan hanya sekadar bandara persinggahan, tetapi juga menjadi destinasi wisata tersendiri yang menggabungkan arsitektur memukau, unsur alam, dan pengalaman berkelas dunia yang sulit ditandingi bandara lain. Seiring dengan waktu boarding penerbangan lanjutan saya ke Bangkok yang semakin dekat, tibalah saatnya untuk meninggalkan Bandara Changi. Namun, dengan begitu banyak hal yang belum sempat saya jelajahi, saya tahu bahwa suatu hari nanti saya harus kembali lagi untuk mengeksplorasi lebih dalam bandara yang luar biasa ini.
 |
Changi Airport lebih dari sekedar bandara transit yang melayani 60 juta penumpang setiap tahunnya |
Jewel Rain Vortex
Jewel Changi Airport
Lokasi 78 Airport Boulevard, Singapore
Jam Operasional
Setiap hari, 10.00 SGT - 22.00 SGT
Pertunjukan Cahaya & Musik
Senin - Kamis: 20.00 & 21.00
Jumat - Minggu, Hari Libur & Malam Menjelang Hari Libur : 20.00, 21.00 & 22.00
(Waktu dalam SGT = Singapore Time GMT+8)
Comments
Post a Comment