Makanan Thailand Favorit Saya
Beberapa tahun lalu, saya sempat tinggal di Thailand selama beberapa bulan, dan sejak itu saya cukup akrab dengan cita rasa khas masakan Thailand. Meskipun secara umum profil rasanya tidak jauh berbeda dari hidangan Indonesia atau Asia Tenggara lainnya, selalu ada sesuatu yang istimewa saat kembali ke Thailand dan menikmati langsung kekayaan kulinernya. Di Jakarta sendiri, makanan Thailand cukup mudah ditemukan di mana banyak pusat perbelanjaan besar yang memiliki setidaknya satu restoran Thailand. Sebagian besar restoran ini bahkan dengan bangga menampilkan sertifikasi “Thai Select”, sebuah penanda resmi dari Kementerian Perdagangan Thailand yang menjamin keaslian cita rasa dan pengalaman bersantap, baik di dalam maupun luar negeri. Namun, makanan bukan hanya soal rasa. Suasana, pemandangan, dan bunyi-bunyian di sekitar juga memberi pengalaman tersendiri saat menyantapnya. Itulah mengapa saya begitu antusias menyambut perjalanan saya ke Bangkok baru-baru ini. Salah satu hidangan yang paling saya rindukan adalah salad pepaya muda pedas bernama Som Tam—salah satu favorit saya sepanjang masa.
 |
Hidangan Som Tam ini dapat dijumpai di berbagai restoran Thai Food di mal-mal besar di Jakarta
|
Som Tam Ternyata Bukan Masakan Asli Thailand
Saya sebenarnya bukan penggemar hidangan berbahan dasar sayuran, jadi cukup mengejutkan—bahkan bagi diri saya sendiri—kalau harus memilih makanan Thailand favorit, saya justru akan memilih Som Tam dibandingkan pilihan populer lainnya seperti Tom Yam Goong, Pad Thai, Khao Soi, atau Tom Kha Gai. Som Tam, atau salad pepaya muda, adalah hidangan yang sesuai dengan namanya yaitu salad pedas dan asam yang dibuat dari bahan pepaya mentah yang diserut. Meski terlihat sederhana, rasanya luar biasa kuat dan kaya, sampai-sampai saya selalu ingin menikmatinya lagi dan lagi.
Menariknya, meskipun sangat populer di Thailand, asal-usul hidangan ini sebenarnya bukan dari sana. Som Tam berasal dari negara tetangga, Laos, dengan nama lokal Tam Mak Hoong, yang berarti ‘pepaya yang ditumbuk’. Hidangan ini mencampurkan cita rasa khas kawasan tersebut yaitu asam, pedas, asin, dan manis, dalam satu paduan rasa yang menggugah selera. Di Thailand, hidangan ini dikenal sebagai Som Tam, dari kata som yang berarti ‘asam’ dan tam yang berarti ‘ditumbuk’ yang menunjukkan baik cita rasanya yang khas maupun cara tradisional penyajiannya. Salad ini masuk ke Thailand melalui wilayah Isan di kawasan timur laut Thailand, daerah yang memiliki hubungan budaya dan etnis yang erat dengan Laos.
 |
Ayam goreng Polo yang legendaris nikmat disantap bersama hidangan Som Tam yang segar |
Menikmati Som Tam dan Ayam Polo Yang Legendaris
Som Tam pertama yang saya cicipi dalam perjalanan kali ini ke Thailand adalah di Polo Fried Chicken, sebuah rumah makan sederhana di Soi Polo dekat Taman Lumpini, tepat di jantung kota Bangkok. Meski tampak biasa saja, tempat ini ternyata sudah lama mendapat penghargaan Bib Gourmand dari Michelin Guide sejak sekitar tahun 2018, berkat ayam goreng khas gaya selatannya yang renyah dan ditaburi bawang putih goreng melimpah, serta hidangan Isan yang lezat dan terjangkau, termasuk Som Tam andalannya.
Saat saya mampir untuk makan siang, warung ini ramai dipenuhi pengunjung. Menariknya, cukup banyak pelanggan yang ternyata berasal dari Indonesia. Ayam gorengnya memang pantas disebut legendaris—renyah, harum, dan gurih—sering dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Bangkok. Sementara itu, Som Tam-nya yang segar dan penuh rasa jadi pendamping sempurna, apalagi di siang hari yang terik seperti saat itu.
 |
Som Tam juga tersedia di Saman Islam bagi yang mencari hidangan halal di Pasar Chatuchak |
 |
Sepiring semur daging yang empuk dan nasi biryani yang wangi ini menemani salad pepaya hijau tersebut |
Menikmati Som Tam di Warung Halal di Pasar Chatuchak
Kesempatan lain saya menikmati Som Tam adalah saat makan siang dua hari kemudian di Chatuchak Weekend Market, pasar akhir pekan terbesar di dunia. Setelah berkeliling menyusuri labirin lebih dari 15.000 kios untuk mencari pakaian dan oleh-oleh, saya akhirnya berhenti di sebuah warung halal yang cukup terkenal bernama Saman Islam. Tempat ini yang juga banyak dikunjungi oleh para wisatawan dari Indonesia ini dikenal dengan ragam pilihan hidangan halal khas Thailand dan Timur Tengah.
Saya memesan sepiring nasi briyani dengan daging sapi yang kaya rasa—nasinya harum, dan dagingnya begitu empuk seperti dimasak dalam waktu lama. Untuk melengkapi santapan, saya juga memesan Som Tam dengan kacang mete yang terasa segar dan penuh warna, ditemani segelas besar Thai tea dingin sebagai penawar panas. Thai tea memang sudah lama jadi minuman favorit saya—selalu berhasil menyegarkan di hari yang terik, tapi juga tetap nikmat disantap hangat-hangat di malam hari.
 |
Som Tam juga menjadi hidangan tambahan selama menikmati sunset dinner di Sungai Chao Phraya |
Menikmati Som Tam selama Sunset Dinner di Chao Phraya
Saya juga menikmati seporsi Som Tam saat makan malam prasmanan di atas kapal pesiar saat matahari terbenam di Sungai Chao Phraya, tepat di malam terakhir saya di Bangkok—penutup perjalanan yang begitu menyenangkan dan penuh cita rasa. Som Tam memang cocok dipadukan dengan berbagai hidangan—mulai dari ayam goreng, daging sapi, biryani seafood, atau disantap begitu saja. Rasa segarnya yang khas selalu berhasil mencuri perhatian di setiap suapan. Sebagai penutup, saya ingin berbagi resep sederhana Som Tam—diambil dari situs Thai Select—yang bisa Anda coba sendiri di rumah.
Resep Som Tam (Salad Pepaya Muda ala Thailand)
Bahan-bahan utama:
-
2 cabai rawit merah (atau sesuai selera)
- 3 siung bawang putih kecil
-
1 sdm udang kering
-
1 sdm kacang tanah sangrai
-
¼ cangkir kacang panjang, potong-potong
-
100 gram pepaya muda, serut
-
20 gram wortel, serut
-
2 buah tomat ceri, belah dua
Bahan saus / bumbu:
Cara membuat:
-
Tumbuk kasar bawang putih, cabai rawit, dan udang kering dalam cobek atau ulekan.
-
Masukkan kacang tanah dan kacang panjang, tumbuk ringan hingga agak hancur.
-
Tambahkan semua bahan saus: saus ikan, gula aren, air asam, dan air jeruk nipis. Aduk rata.
-
Masukkan pepaya muda, wortel, dan tomat ceri. Aduk hingga semua bahan tercampur sempurna dan bumbu meresap.
-
Sajikan di atas piring. Nikmati segera untuk rasa segar maksimal!
Polo Fried Chicken
ไก่ทอดเจ๊กี (โปโล)
Location 137/1-3 Sanam Khli Alley, Lumphini, Pathum Wan, Bangkok, Thailand
Operating Hours
Daily, 07.00 AM to 10.00 PM
Price
Fried chicken (half) 130 Baht
Papaya salad with salted crab 70 Baht
Saman Islam
Chatuchak Weekend Market
Location Section 16, Soi 24, Chatuchak Weekend Market, 251 Phahonyothin Rd, Chom Phon, Chatuchak, Bangkok, Thailand
Operating Hours
Saturday & Sunday, 09.00 AM to 06.00 PM
Price
Biryani rice with beef 150 Baht
Papaya salad with cashew nuts 120 Baht
Iced Thai tea 40 Baht
Comments
Post a Comment