Skip to main content

Featured

[ID] Jejak Rasa Surabaya, Kuliner yang Tak Lekang Waktu (Bagian 2)

Perjalanan wisata kuliner di Surabaya begitu bervariasi, dari institusi legendaris hingga warung kaki lima yang dicintai banyak orang. Setelah mencicipi sambal pedas dan udang goreng renyah di Depot Bu Rudy, menikmati gurihnya bebek goreng di Bebek Palupi, serta merasakan nasi mawut krengsengan ala Pak Kumis, perjalanan saya berlanjut ke tiga favorit lainnya: ayam goreng kampung khas Ayam Goreng President, suasana nostalgia kopitiam di Kedai Ciamso, dan segarnya Es Teler Tanjung Anom. Masing-masing menghadirkan cita rasa dari jiwa kuliner kota ini yang berbeda-beda, namun bersama-sama mereka menunjukkan bagaimana Surabaya meramu tradisi, kenangan, dan kenyamanan sehari-hari dalam budaya makannya. Ayam goreng yang disajikan dengan sambal pedas, kecap manis, dan nasi hangat adalah hidangan pilihan saya Ayam Goreng President Legenda Ayam Goreng Meski Surabaya dikenal dengan sejumlah rumah makan yang menjual bebek goreng yang ikonik, kota ini juga memiliki sejumlah tempat yang tersohor den...

[ID] Gereja Kristus Salvator Yang Bertahan di Tengah Hiruk Pikuk Kawasan Slipi

Paroki Slipi di Sisi Timur Kota Jakarta Barat

Di gerbang timur Jakarta Barat, Gereja Kristus Salvator Paroki Slipi berdiri bukan sekadar sebagai rumah rohani, namun juga sebagai saksi bisu perjalanan kawasan Slipi yang terus berubah. Kawasan ini dulunya merupakan bagian dari rencana kolonial Hindia Belanda untuk memperluas zona perdagangan baru di luar Pasar Tanah Abang. Sejak saat itu, Slipi tumbuh menjadi koridor strategis yang menghubungkan aktivitas niaga, pemerintahan, dan kehidupan masyarakat di ibukota.

Lokasi gereja yang terletak tidak jauh dari Kompleks Parlemen Republik Indonesia (DPR/MPR) menempatkannya tepat di pusat denyut politik negara. Selama bertahun-tahun, jalan-jalan di sekitar gereja ini bergaung dengan gema suara para demonstran, mahasiswa, dan warga yang menuntut keadilan serta reformasi politik yang menjadikan kawasan Slipi sebagai saksi hidup ekspresi sipil. Paroki Slipi secara resmi berdiri pada tahun 1968, yang berakar dari komunitas Katolik yang mulai terbentuk di wilayah ini sejak 1966 dan awalnya merupakan bagian dari Paroki Grogol. Seiring pertumbuhan komunitas, fondasi paroki pun mulai dibangun hingga menjadi seperti yang kita kenal sekarang.

Dari awal yang sederhana, paroki ini menjadi saksi perkembangan sejarah kota Jakarta

Kawasan Slipi terkadang mengalami ketegangan, namun gereja ini selalu memberikan kedamaian

Awal Misi Pastoral Kongregasi CICM di Slipi

Pada pertengahan tahun 1968, Pastor Clemens Schreurs, CICM, mulai merintis gagasan untuk membangun pusat kongregasi baru di kawasan Slipi. Menanggapi kebutuhan pastoral yang semakin mendesak, Keuskupan Agung Jakarta menugaskan para imam CICM untuk melayani komunitas Katolik di sana, meskipun saat itu belum tersedia gereja sebagai tempat ibadah yang tetap. Misa dan kegiatan rohani dilaksanakan di kapel sederhana milik Suster Fransiskan Misionaris Maria (FMM) yang berada dalam kompleks sekolah Katolik, dan sesekali di ruang tunggu sebuah klinik terdekat. Selama masa perintisan ini, aktivitas paroki Slipi sempat dijalankan bersama Paroki Pejompongan yang juga dilayani oleh imam-imam CICM. Kolaborasi ini berjalan lancar dan dengan semangat saling mendukung, memperkuat fondasi pelayanan pastoral di kedua wilayah.

Kongregasi Hati Tak Bernoda Maria (Latin: Congregatio Immaculati Cordis Mariae, CICM) didirikan pada tahun 1862 oleh Pastor Theophile Verbist (1823–1868) asal Belgia, di Scheut, sebuah kawasan di pinggiran kota Brussels, Belgia. Para misionaris CICM pertama kali menjalankan misi gerejawi ke Tiongkok, sebelum melanjutkan pelayanan ke Kongo, Filipina, dan Singapura. Mereka tiba di Indonesia pada tahun 1937 dan memulai karya misinya di Makassar, Sulawesi Selatan. Pelayanan awal mereka di kota ini menjadi cikal bakal terbentuknya Keuskupan Agung Makassar yang kita kenal saat ini.

Porta sancta ini mengarah pada Gua Maria dan gedung utama gereja di bagian belakang

Di ruang gereja yang tenang ini, kita dapat melupakan hiruk pikuk jalanan di luar

Perjalanan Mendirikan Gereja dari Bengkel ke Rumah Ibadah

Perjalanan membangun gereja baru di Slipi bukanlah perkara mudah. Butuh waktu bertahun-tahun dan sejumlah penolakan sebelum sebidang tanah berhasil diperoleh dan izin pembangunan dikabulkan. Pada tahun 1971, sebuah bengkel bekas direnovasi menjadi gereja sederhana. Setahun kemudian, gereja ini diberkati oleh Uskup Agung Jakarta saat itu, Mgr. Leo Soekoto. Dengan kapasitas awal sekitar 500 umat, gereja ini segera menjadi pusat rohani yang mengakar kuat dalam kehidupan komunitas katolik di Slipi dan sekitarnya, tumbuh seiring denyut dinamika kota. 

Namun, seiring bertambahnya jumlah umat, bangunan awal tak lagi mampu menampung seluruh jemaat. Maka pada tahun 1982, lahan baru di belakang gereja lama dibeli untuk membangun ruang ibadah yang lebih luas. Pembangunan dimulai tahun berikutnya dan rampung pada 1985. Kini, bangunan gereja lama difungsikan sebagai aula serbaguna paroki. Tambahan terbaru dalam kompleks paroki ini, yaitu perluasan gedung karya pastoral, selesai dibangun pada tahun 2005, semakin memperkuat pelayanan paroki yang terus berkembang.

Salib Suci dari kayu jati ini diukir oleh Ida Bagus Tilem, seniman ternama dari Desa Mas, Bali

Jendela kaca patri yang menggambarkan empat Penginjil mengapit panti imam

Ruang Teduh Yang Sederhana di Tengah Riuh

Sejak rampung dibangun pada tahun 1985, bangunan utama Gereja Kristus Salvator berdiri tenang di bagian belakang kompleks, terlindung dari hiruk-pikuk jalan raya. Penempatan ini, meski awalnya dikarenakan alasan praktis, kini justru menghadirkan suasana yang lebih teduh dan tenang sehingga sangat selaras dengan peran gereja sebagai tempat perhentian rohani. Terletak di dekat kawasan yang dikenal sebagai ruang ekspresi publik di tengah kota yang sesekali dilanda demonstrasi besar atau gejolak sosial, posisi tersembunyi ini memberi rasa aman dan damai bagi umat yang datang beribadah.

Gereja ini mengusung gaya arsitektur yang sederhana dengan ruang utama ibadah tanpa kesan berlebihan yang dirancang untuk menumbuhkan kekhusyukan dan fokus dalam doa. Di sisi kiri dan kanan panti imam, terdapat empat jendela kaca patri yang menggambarkan para Penginjil : Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Langit-langit geometris dan garis desain yang bersih mencerminkan nuansa modern, sementara bangku kayu dan lantai keramik menghadirkan suasana yang hangat. Altar sederhana menjadi titik pusat perhatian yang mengarahkan pandangan pada salib Kristus yang dipahat dari kayu jati oleh pematung ternama asal Bali, Ida Bagus Tilem dari Desa Mas, Ubud. Karya seninya memadukan kekhidmatan spiritual dengan kehalusan artistik, sehingga menghadirkan sosok Kristus yang penuh wibawa dan mengundang permenungan mendalam.

Di bagian kompleks gereja ini, Gua Maria hadir untuk mengundang doa para umat

Gua Maria ini bukan hanya sekedar taman yang indah, namun juga menjadi ruang devosi

Nama yang Menghidupkan Misi: Kristus Sang Juru Selamat

Nama gereja Kristus Salvator atau Kristus Sang Juru Selamat—merangkum inti dari misi paroki ini. Ia adalah pernyataan iman yang berakar pada keyakinan bahwa Kristus menebus, memulihkan, dan senantiasa berjalan bersama umat-Nya. Seperti tertulis dalam Matius 1:21, “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Nama yang diberikan kepada Sang Putra dari Perawan Maria ini mengandung janji akan harapan dan keselamatan. Di tengah ritme kota Jakarta yang dinamis, Paroki Slipi hadir sebagai saksi atas rahmat penyelamatan ini yang menawarkan ruang perlindungan, sakramen, dan solidaritas iman.

Seiring waktu, Gereja Kristus Salvator telah menjadi lebih dari sekadar bangunan tempat beribadah. Ia adalah kesaksian hidup tentang Sang Juru Selamat yang berjalan bersama umat-Nya. Di tengah denyut kehidupan Jakarta yang kadang penuh gejolak dan ketidakpastian, rahmat thadir secara melainkan nyata dan menyentuh setiap pribadi. Paroki ini menjadi tempat yang terbuka bagi siapa pun, dalam sakramen, dalam pelayanan, dan dalam perjalanan iman yang dijalani bersama.


Paroki Slipi
Gereja Kristus Salvator 

Lokasi Jalan Aipda KS Tubun No. 128, Slipi, Jakarta Barat, Jakarta 

Jadwal Misa Mingguan
Sabtu, 17.00 WIB
Minggu, 06.30 WIB, 09.00 WIB, 17.00 WIB



 







 

Comments