Featured
- Get link
- X
- Other Apps
[ID] Gereja Kristus Salvator Yang Bertahan di Tengah Hiruk Pikuk Kawasan Slipi
Paroki Slipi di Sisi Timur Kota Jakarta Barat
Di gerbang timur Jakarta Barat, Gereja Kristus Salvator Paroki Slipi berdiri bukan sekadar sebagai rumah rohani, namun juga sebagai saksi bisu perjalanan kawasan Slipi yang terus berubah. Kawasan ini dulunya merupakan bagian dari rencana kolonial Hindia Belanda untuk memperluas zona perdagangan baru di luar Pasar Tanah Abang. Sejak saat itu, Slipi tumbuh menjadi koridor strategis yang menghubungkan aktivitas niaga, pemerintahan, dan kehidupan masyarakat di ibukota.
Lokasi gereja yang terletak tidak jauh dari Kompleks Parlemen Republik Indonesia (DPR/MPR) menempatkannya tepat di pusat denyut politik negara. Selama bertahun-tahun, jalan-jalan di sekitar gereja ini bergaung dengan gema suara para demonstran, mahasiswa, dan warga yang menuntut keadilan serta reformasi politik yang menjadikan kawasan Slipi sebagai saksi hidup ekspresi sipil. Paroki Slipi secara resmi berdiri pada tahun 1968, yang berakar dari komunitas Katolik yang mulai terbentuk di wilayah ini sejak 1966 dan awalnya merupakan bagian dari Paroki Grogol. Seiring pertumbuhan komunitas, fondasi paroki pun mulai dibangun hingga menjadi seperti yang kita kenal sekarang.
![]() |
| Dari awal yang sederhana, paroki ini menjadi saksi perkembangan sejarah kota Jakarta |
![]() |
| Kawasan Slipi terkadang mengalami ketegangan, namun gereja ini selalu memberikan kedamaian |
Awal Misi Pastoral Kongregasi CICM di Slipi
Pada pertengahan tahun 1968, Pastor Clemens Schreurs, CICM, mulai merintis gagasan untuk membangun pusat kongregasi baru di kawasan Slipi. Menanggapi kebutuhan pastoral yang semakin mendesak, Keuskupan Agung Jakarta menugaskan para imam CICM untuk melayani komunitas Katolik di sana, meskipun saat itu belum tersedia gereja sebagai tempat ibadah yang tetap. Misa dan kegiatan rohani dilaksanakan di kapel sederhana milik Suster Fransiskan Misionaris Maria (FMM) yang berada dalam kompleks sekolah Katolik, dan sesekali di ruang tunggu sebuah klinik terdekat. Selama masa perintisan ini, aktivitas paroki Slipi sempat dijalankan bersama Paroki Pejompongan yang juga dilayani oleh imam-imam CICM. Kolaborasi ini berjalan lancar dan dengan semangat saling mendukung, memperkuat fondasi pelayanan pastoral di kedua wilayah.
Kongregasi Hati Tak Bernoda Maria (Latin: Congregatio Immaculati Cordis Mariae, CICM) didirikan pada tahun 1862 oleh Pastor Theophile Verbist (1823–1868) asal Belgia, di Scheut, sebuah kawasan di pinggiran kota Brussels, Belgia. Para misionaris CICM pertama kali menjalankan misi gerejawi ke Tiongkok, sebelum melanjutkan pelayanan ke Kongo, Filipina, dan Singapura. Mereka tiba di Indonesia pada tahun 1937 dan memulai karya misinya di Makassar, Sulawesi Selatan. Pelayanan awal mereka di kota ini menjadi cikal bakal terbentuknya Keuskupan Agung Makassar yang kita kenal saat ini.
![]() |
| Porta sancta ini mengarah pada Gua Maria dan gedung utama gereja di bagian belakang |
![]() |
| Di ruang gereja yang tenang ini, kita dapat melupakan hiruk pikuk jalanan di luar |
Perjalanan Mendirikan Gereja dari Bengkel ke Rumah Ibadah
Perjalanan membangun gereja baru di Slipi bukanlah perkara mudah. Butuh waktu bertahun-tahun dan sejumlah penolakan sebelum sebidang tanah berhasil diperoleh dan izin pembangunan dikabulkan. Pada tahun 1971, sebuah bengkel bekas direnovasi menjadi gereja sederhana. Setahun kemudian, gereja ini diberkati oleh Uskup Agung Jakarta saat itu, Mgr. Leo Soekoto. Dengan kapasitas awal sekitar 500 umat, gereja ini segera menjadi pusat rohani yang mengakar kuat dalam kehidupan komunitas katolik di Slipi dan sekitarnya, tumbuh seiring denyut dinamika kota.
Namun, seiring bertambahnya jumlah umat, bangunan awal tak lagi mampu menampung seluruh jemaat. Maka pada tahun 1982, lahan baru di belakang gereja lama dibeli untuk membangun ruang ibadah yang lebih luas. Pembangunan dimulai tahun berikutnya dan rampung pada 1985. Kini, bangunan gereja lama difungsikan sebagai aula serbaguna paroki. Tambahan terbaru dalam kompleks paroki ini, yaitu perluasan gedung karya pastoral, selesai dibangun pada tahun 2005, semakin memperkuat pelayanan paroki yang terus berkembang.
![]() |
| Salib Suci dari kayu jati ini diukir oleh Ida Bagus Tilem, seniman ternama dari Desa Mas, Bali |
![]() |
| Jendela kaca patri yang menggambarkan empat Penginjil mengapit panti imam |
Ruang Teduh Yang Sederhana di Tengah Riuh
![]() |
| Di bagian kompleks gereja ini, Gua Maria hadir untuk mengundang doa para umat |
![]() |
| Gua Maria ini bukan hanya sekedar taman yang indah, namun juga menjadi ruang devosi |
Nama yang Menghidupkan Misi: Kristus Sang Juru Selamat
Popular Posts
[EN] Merlion at Marina Bay Waterfront, The Iconic Symbol of Singapore
- Get link
- X
- Other Apps
[EN] Saint Matthias The Apostle Church, My Home Parish
- Get link
- X
- Other Apps








Comments
Post a Comment