Skip to main content

Featured

[ID] Jejak Rasa Surabaya, Kuliner yang Tak Lekang Waktu (Bagian 2)

Perjalanan wisata kuliner di Surabaya begitu bervariasi, dari institusi legendaris hingga warung kaki lima yang dicintai banyak orang. Setelah mencicipi sambal pedas dan udang goreng renyah di Depot Bu Rudy, menikmati gurihnya bebek goreng di Bebek Palupi, serta merasakan nasi mawut krengsengan ala Pak Kumis, perjalanan saya berlanjut ke tiga favorit lainnya: ayam goreng kampung khas Ayam Goreng President, suasana nostalgia kopitiam di Kedai Ciamso, dan segarnya Es Teler Tanjung Anom. Masing-masing menghadirkan cita rasa dari jiwa kuliner kota ini yang berbeda-beda, namun bersama-sama mereka menunjukkan bagaimana Surabaya meramu tradisi, kenangan, dan kenyamanan sehari-hari dalam budaya makannya. Ayam goreng yang disajikan dengan sambal pedas, kecap manis, dan nasi hangat adalah hidangan pilihan saya Ayam Goreng President Legenda Ayam Goreng Meski Surabaya dikenal dengan sejumlah rumah makan yang menjual bebek goreng yang ikonik, kota ini juga memiliki sejumlah tempat yang tersohor den...

[ID] Menemukan Kenyamanan di Tengah Kota Surabaya: Kampi Hotel Tunjungan

Awal Perjalanan Mencari Tempat Menginap

Ini pertama kalinya saya menuliskan pengalaman menginap di sebuah hotel—rasanya seperti petualangan baru dalam berbagi cerita. Sebagai seseorang yang cukup teliti dalam merencanakan perjalanan, saya meluangkan beberapa hari untuk membandingkan pilihan hotel melalui situs pencarian dan berbagai aplikasi pemesanan. Pertimbangan pertama saya biasanya adalah lokasi, karena harus sesuai dengan itinerary yang sudah saya susun. Untuk kunjungan singkat ke Surabaya kali ini, saya memilih hotel yang berada di pusat kota agar lebih mudah menjangkau tempat-tempat yang ingin saya datangi. Kawasan Tunjungan terdengar ideal, sehingga saya memusatkan pencarian di sekitar area tersebut. Saya biasanya tidak mempertimbangkan opsi hotel bintang lima yang mahal, karena selain di luar anggaran, saya juga lebih banyak menghabiskan waktu di luar untuk menjelajahi kota.

Menemukan Kampi Hotel Tunjungan

Berdasarkan ulasan di aplikasi pemesanan dan Google, akhirnya saya memutuskan untuk menginap di Kampi Hotel Tunjungan. Hotel ini merupakan bagian dari Santika Hotels Group, salah satu jaringan hotel terbesar dan paling mapan di Indonesia dengan puluhan properti yang tersebar di berbagai kota. Kampi Hotels sendiri adalah brand gaya hidup terbaru dari Santika, dirancang untuk menarik perhatian generasi muda yang mencari suasana baru dan kasual. Properti Surabaya ini direnovasi pada tahun 2018, menghadirkan konsep desain yang hangat dengan lokasi yang sangat strategis yaitu bersebelahan dengan Taman Apsari dan tepat di seberang Gedung Grahadi, kantor pemerintahan Provinsi Jawa Timur. Ulasan para tamu di berbagai platform konsisten menyoroti keramahan staf, kenyamanan akomodasi serta keindahan desainnya, menjadikan Kampi Hotel Tunjungan sebagai salah satu pilihan menginap baru yang cukup menarik di Surabaya.

Kampi Hotel Tunjungan adalah hotel bintang 3 yang terletak di lokasi yang sangat hidup di jantung kota Surabaya

Sebagai bagian dari Santika Hotels Group, hotel ini menggabungkan pengaruh kolonial dengan gaya hidup muda 

Kamar di hotel sangat bersih, tertata rapi dan nyaman walaupun tidak terlalu luas ukurannya

Sambutan Hangat di Ruang Bergaya Kolonial Modern

Perjalanan kali ini tidak berjalan semulus yang saya harapkan. Cuaca buruk membuat penerbangan dari Jakarta tertunda, dan karena Bandara Juanda berada sedikit di luar kota, saya akhirnya tiba di hotel jauh lebih larut dari rencana semula. Namun, rasa lelah itu seakan hilang begitu saya menjejakkan kaki di hotel. Saya melangkah masuk ke sebuah ruang bergaya modern dengan sentuhan halus yang terinspirasi dari Surabaya era kolonial. Desain minimalis dengan nuansa warna netral menghadirkan suasana tenang dan nyaman. Hal yang paling berkesan adalah aroma wangi dan menenangkan yang langsung menyambut saya—seolah menciptakan suasana istirahat yang sempurna sejak awal.

Kamar yang saya tempati sederhana namun fungsional: sebuah ranjang besar, meja kerja di dekat jendela, serta lemari kecil di dekat pintu masuk. Warna netral dan garis desain yang bersih membuat ruangan terasa lapang dan tidak berlebihan—pas untuk melepas penat setelah seharian menjelajah. Meski bukan kamar mewah, desainnya terasa penuh pertimbangan, dengan segala kebutuhan berada dalam jangkauan. Sayangnya, pemandangan dari jendela agak terhalang—kemungkinan memang sengaja dirancang untuk mengurangi cahaya matahari langsung. Dari jendela, saya masih bisa melihat sekilas gedung SMA Negeri 6 Surabaya serta sebagian kompleks Alun-Alun Surabaya, yang sebelumnya pernah saya tulis di postingan sebelum ini. Bagi yang menginginkan pengalaman lebih indah, saya sarankan memilih kamar dengan city view atau park view, karena menawarkan sudut pandang lebih jelas terhadap landmark di sekitarnya.

Pemandangan dari jendela kamar saya agak terhalang, mungkin untuk melindungi dari panasnya Surabaya

Setiap sudut dari hotel ini sangat instagrammable, memadukan pengaruh warisan budaya dan sentuhan modern

Sarapan di Ap3 Social Hub sangat menyenangkan dengan berbagai pilihan makanan lokal dan barat

Menjelajah Kuliner di Sekitar Hotel

Setelah mandi dengan air hangat yang menenangkan, saya merasa siap untuk menjelajahi kawasan di sekitar Kampi Hotel Tunjungan untuk mencari makan malam. Hotel ini berada di salah satu kawasan kuliner yang paling hidup di Surabaya, dengan beragam pilihan hanya dalam beberapa langkah saja bahkan tanpa harus mengunjungi Tunjungan Plaza Mall yang berada dekat situ. Mulai dari jaringan restoran cepat saji internasional, kafe yang ramai, hingga klub malam dan pedagang kaki lima sederhana, kawasan ini menawarkan variasi kuliner untuk setiap selera dan anggaran. Karena malam itu adalah malam Minggu, suasana begitu meriah: para pengunjung memenuhi restoran dan kafe, kelompok anak muda berkumpul menikmati akhir pekan, sementara keluarga dengan anak-anak bermain dan bersantai di Taman Apsari.

Taman Apsari: Ruang Hijau di Pusat Kota

Taman Apsari merupakan salah satu taman kota yang paling sering dikunjungi di Surabaya. Meski ukurannya tidak terlalu besar (sekitar 5.300 meter persegi), taman ini menjadi kantong hijau penting di jantung kota. Berada di kawasan bisnis dan pemerintahan utama Surabaya, taman ini memberi ruang segar bagi keluarga, anak muda, maupun pekerja kantor untuk sejenak beristirahat. Selain sebagai ruang hijau, Taman Apsari juga dilengkapi fasilitas komunitas seperti lapangan futsal, area duduk, serta ruang terbuka yang mengundang pengunjung untuk berkumpul, baik secara santai maupun aktif.

Secara historis, Taman Apsari dibangun pada masa kolonial Belanda tahun 1795 dan dahulu dikenal sebagai Kroesen Park atau Taman Simpang. Berada tepat di depan Gedung Grahadi, taman ini telah menjadi saksi perjalanan panjang sejarah Surabaya. Kini, taman tersebut hadir sebagai ruang publik di pusat kota, lengkap dengan patung Gubernur Suryo yang menjadi pengingat akan gubernur pertama Provinsi Jawa Timur.

Tepat di depan hotel terdapat Taman Apsari dan hanya beberapa menit jaraknya dari Tunjungan Plaza

Saat malam tiba, taman dan bangunan di sekelilingnya mulai menyala dengan lamput warna-warni

Sarapan di Ap3 Social Hub

Setelah kembali ke hotel, hujan malam menghadirkan suasana yang pas untuk tidur nyenyak. Keesokan paginya, saya turun ke Ap3 Social Hub untuk sarapan. Selaras dengan desain keseluruhan hotel, restoran ini memadukan sentuhan halus era kolonial dengan gaya modern yang terasa akrab bagi tamu muda. Bahkan lorong menuju ruang makan dipenuhi sudut-sudut fotogenik, cocok bagi mereka yang gemar berbagi momen di media sosial.

Restorannya cukup luas, menyediakan banyak tempat duduk di dalam ruangan serta area luar khusus bagi perokok. Menu sarapan sangat beragam, mulai dari hidangan lokal hingga pilihan western yang lebih ringan—sebuah pengalaman yang sejalan dengan suasana hangat hotel dan memberi semangat ceria untuk memulai hari.

Lokasi Strategis Kampi Hotel Tunjungan

Salah satu keunggulan terbesar menginap di Kampi Hotel Tunjungan adalah lokasinya yang tak tertandingi. Hanya sekitar 5 menit berjalan kaki menuju Tunjungan Plaza Mall, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Surabaya, hotel ini juga berada tepat di Jalan Tunjungan yang penuh energi kehidupan kota. Dengan berjalan sebentar, pengunjung bisa mencapai Pasar Genteng, tempat ideal untuk membeli camilan lokal dan oleh-oleh. Balai Pemuda juga hanya beberapa menit dari hotel, menawarkan pesona budaya dan sejarah. Untuk pilihan belanja lain, Plaza Surabaya Mall mudah dijangkau, sementara bagi yang mencari pengalaman unik, Monumen Kapal Selam (Monkasel) di dekat Sungai Kalimas juga berada tak jauh. Menambah kenyamanan, hotel ini berjarak sekitar 1 km dari Stasiun Surabaya Gubeng, sehingga memudahkan tamu yang datang atau berangkat dengan kereta. Dengan begitu banyak atraksi yang terkumpul di sekitarnya, lokasi hotel ini benar-benar membuat eksplorasi Surabaya terasa praktis sekaligus menyenangkan.

Kantor Pos Simpang yang bersejarah ini kini membuka pintunya sebagai kafe yang nyaman dan indah

Patung Gubernur Suryo di Taman Apsari menjadi penghargaan bagi Gubernur pertama propinsi ini

Kesan Akhir: Sebuah “Hidden Gem

Sebagian besar waktu saya di Surabaya dihabiskan dengan mengelilingi kota, sehingga fasilitas hotel lainnya seperti gym tidak sempat saya gunakan. Meski begitu, pengalaman menginap secara keseluruhan membuat saya sangat puas. Kenyamanan, gaya desain, dan lokasi hotel menjadikannya terasa seperti sebuah permata tersembunyi di tengah kota. Untuk ukuran hotel bintang tiga, Kampi Hotel Tunjungan memberikan pengalaman yang terasa jauh lebih bernilai dibandingkan harga yang saya bayarkan. Ini adalah hotel yang dengan senang hati akan saya pilih kembali bila suatu saat saya kembali ke Surabaya.



Kampi Hotel Tunjungan 

Lokasi Jl Taman Apsari No 3-5, Genteng, Surabaya, Jawa Timur

Perkiraan Biaya Menginap: 
Rp 675.000 – 850.000 per malam 
*Tarif dapat berubah sewaktu-waktu, dipengaruhi oleh tipe kamar, musim, dan aplikasi pemesanan.



Comments