Skip to main content

Featured

[ID] Jejak Kasih Santa Maria Tak Bernoda di Gereja Santa Maria Imakulata

Jejak Misi OMI di Jakarta Barat Dalam tulisan sebelumnya, saya sempat berbagi tentang Gua Maria Imakulata di Paroki Jalan Malang, yang memiliki pelindung yang sama dengan lingkungan saya. Kali ini, benang merah itu berlanjut dengan mengunjungi sebuah gereja lain yang juga berada di bawah perlindungan Santa Maria Tak Bernoda. Gereja Santa Maria Imakulata yang terletak di kawasan perumahan Citra Garden 3, Jakarta Barat, menjadi pusat kehidupan Paroki Kalideres. Sebelum akhirnya berdiri sebagai paroki mandiri, gereja ini dahulu merupakan bagian dari Paroki Cengkareng yang lebih dulu hadir di wilayah Jakarta Barat. Di tengah hiruk pikuk kehidupan di kawasan pemukiman Citra Garden, Gereja Santa Maria Imakulata hadir sebagai pusat ibadah dan komunitas yang penting bagi umat Katolik di Jakarta Barat. Sejarah Paroki Kalideres sendiri sangat erat kaitannya dengan karya Kongregasi Oblat Maria Imakulata (OMI) yang hingga kini berkarya di paroki ini. Kongregasi yang dalam bahasa Latin dikenal ...

[ID] Gereja Santo Mikael dan Malaikat Pelindung Agung di Paroki Kranji

Perjalanan Menuju Paroki Kranji

Berawal dari Paroki Bekasi di bagian timur kota satelit yang padat ini, saya melanjutkan perjalanan melintasi kota menuju Paroki Kranji yang terletak di Bekasi Barat. Sama seperti pendahulunya, Paroki Kranji termasuk dalam Dekanat Bekasi di Keuskupan Agung Jakarta. Menariknya, paroki ini merupakan paroki pertama yang lahir dari pemekaran Paroki Bekasi. Keterkaitan keduanya juga terlihat dari imam yang melayani, yakni para imam dari Serikat Sabda Allah (SVD – Societas Verbi Divini). Untuk menghemat waktu di tengah lalu lintas yang padat, saya memesan ojek motor. Perjalanan ke gereja sebelumnya memakan waktu lebih lama dari perkiraan, sehingga saya ingin tiba di paroki kedua ini sebelum hujan kembali turun.

Langit mendung membuat saya terhindar dari teriknya matahari, meskipun udara kota tetap saja terasa panas dan lembap. Perjalanan sejauh hampir 7 kilometer ditempuh dalam waktu sekitar 25 menit. Karena tidak terlalu mengenal jalanan Bekasi, saya memilih untuk menikmati perjalanan sambil memperhatikan pemandangan di sepanjang jalan. Jalur yang saya lalui akhirnya membawa saya ke sebuah jalan sempit, hanya cukup untuk dua mobil berpapasan. Sempat muncul rasa bingung, tetapi setelah mengecek Google Maps, ternyata saya sudah berada tepat di dekat gereja. Rupanya jalan kecil itu merupakan pintu masuk menuju kompleks sekolah besar, yaitu Sekolah Katolik Strada Bhakti Wiyata, tempat di mana gereja ini berdiri.

Patung Santo Mikael ini menjadi simbol kemenangan Tuhan, dengan Sang Malaikat Agung mengalahkan Iblis

Gereja Santo Mikael mulai dibuka tahun 2008 untuk melayani komunitas Katolik yang berkembang di Bekasi

Peran St. Mikael, Santo Pelindung Paroki Kranji

Secara umum, sebagian besar gereja Katolik diberi nama sesuai dengan beberapa tema: Yesus Kristus (sering kali dengan gelar tertentu), Maria Bunda Yesus (dengan berbagai gelar yang mencerminkan peran atau penampakan-Nya), serta para santo dan santa yang telah dikanonisasi karena kekudusan hidup mereka. Namun, pelindung Paroki Kranji, St. Mikael, meskipun kerap digolongkan di antara para santo, sebenarnya adalah seorang malaikat. Lebih tepatnya, ia adalah salah satu dari para malaikat agung (archangel), yang diakui bukan hanya dalam tradisi Kristiani, tetapi juga dalam Yudaisme dan Islam. Nama Mikael sendiri berasal dari ungkapan Ibrani Mī kāʼēl, yang berarti “Siapakah yang seperti Allah?”, sebuah pertanyaan retoris yang menegaskan peran Malaikat Agung ini dalam membela kedaulatan Allah.

St. Mikael Malaikat Agung disebut baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, dan sering dikenal sebagai panglima bala tentara Allah serta lawan dari Iblis. Karena itu, ia kerap digambarkan memegang pedang. Tradisi juga menyebutnya sebagai malaikat maut, yang memberikan kesempatan terakhir bagi setiap jiwa untuk bertobat sebelum berpulang. Dalam perannya menimbang amal manusia pada Hari Penghakiman, ia kadang digambarkan memegang timbangan. Dengan peran-peran penting ini, St. Mikael sejak lama dihormati sebagai malaikat pelindung umat Allah sekaligus penjaga Gereja.

Gereja yang luas dan ramah ini mampu menampung sekitar 500 umat sekaligus

Dua malaikat digambarkan berlutut di kaki salib, mengarahkan hati ke dalam doa

Sejarah Awal Paroki Kranji

Seperti telah disebutkan sebelumnya, Paroki Kranji pada mulanya merupakan bagian dari Paroki Bekasi. Rencana awal untuk mendirikan sebuah gereja di kawasan ini dimulai pada tahun 1981, dan setahun kemudian Keuskupan Agung Jakarta memperoleh sebidang tanah untuk membangun kompleks gereja dan sekolah. Paroki Kranji resmi didirikan pada tahun 1990, dengan perayaan Misa mingguan yang dilaksanakan di kompleks Sekolah Katolik Strada Bhakti Wiyata hingga akhirnya izin pembangunan gereja diperoleh pada tahun 2004. Pada 16 November 2008, Gereja St. Mikael ditahbiskan oleh Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J., yang saat itu menjabat sebagai Uskup Agung Jakarta. Desain bangunannya memadukan arsitektur kontemporer dengan sentuhan tradisional, sementara ruang utama beserta balkon di lantai dua dapat menampung hingga 500 umat.

Karena paroki ini dilayani oleh para imam SVD (Serikat Sabda Allah), patung St. Arnoldus Janssen—pendiri kongregasi—dan St. Yosef Freinademetz—seorang misionaris SVD yang sangat dihormati—ditempatkan di dalam gereja, tepat di sisi kiri dan kanan pintu utama. Keduanya dikanonisasi bersama oleh Paus Yohanes Paulus II pada 5 Oktober 2003. Untuk menegaskan pelindung gereja, sebuah jendela kaca patri besar dipasang di atas altar, menggambarkan dua malaikat yang berlutut di sisi kiri dan kanan salib. Sikap penuh hormat mereka menekankan liturgi surgawi yang dipersembahkan kepada Kristus, sekaligus mengingatkan kembali pada peran St. Mikael sebagai pemimpin para malaikat dalam membela kemuliaan Allah.

Santo Arnold Janssen dan Santo Yosef Freinademetz hadir, menyalakan semangat misioner umat

Dengan desain yang memaksimalkan cahaya alami dan aliran udara, suasana gereja terasa teduh

Ruang Devosi di Sekitar Gereja

Di sisi gereja terdapat sebuah taman Jalan Salib yang hening, mengundang umat untuk berjalan sambil berdoa dalam suasana refleksi pribadi. Di bagian depan berdiri sebuah gua Maria yang didedikasikan bagi Rosa Mystica, dengan patung Bunda Maria di bawah gelar Mystical Rose. Devosi ini mengingatkan pada penampakan Maria yang dialami Pierina Gilli antara tahun 1947 hingga 1966 di Montichiari dan Fontanelle, Italia.

Menambah suasana sakral di pelataran, terdapat patung St. Mikael Malaikat Agung yang diresmikan pada tahun 2023. Sosoknya digambarkan dengan pedang terhunus, sementara iblis berada di bawah kakinya—sebuah pengingat yang kuat akan kemenangan sang Malaikat Agung atas kuasa jahat. Devosi ini erat kaitannya dengan doa terkenal kepada St. Mikael Malaikat Agung yang pertama kali disusun oleh Paus Leo XIII pada tahun 1886. Doa ini mencerminkan kepercayaan Gereja yang mendalam akan perlindungan St. Mikael dalam melawan kuasa kejahatan.

"Santo Mikael, Malaikat Agung. Belalah kami pada hari pertempuran. Jadilah pelindung kami. Melawan kejahatan dan jebakan si jahat. Dengan rendah hati kami mohon, kiranya Allah menghardiknya. Dan semoga engkau, Hai Panglima pasukan Surgawi, dengan kuasa Allah, mencampakkan ke dalam neraka, setan dan semua roh jahat lain, yang berkeliaran di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa. Amin."

Langkah demi langkah di Taman Jalan Salib, mengajak hati berdoa dan mengenang pengorbanan Kristus

Dalam heningnya sudut Maria, Rosa Mistika dimuliakan dengan kelembutan dan keteduhan

Menutup Kunjungan Kali Ini di Bawah Perlindungan St. Mikael

Setelah seharian mengunjungi dua paroki di Bekasi, perjalanan saya berakhir di Kranji, tempat saya naik KRL untuk pulang. Rasanya tepat menutup perjalanan di paroki yang berada di bawah naungan St. Mikael Malaikat Agung—sosok yang selalu mengingatkan akan perlindungan Allah dan kemenangan-Nya atas kuasa jahat. Seperti yang dinyatakan dalam Kitab Wahyu kepada Yohanes: “Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.” (Wahyu 12:7–8). 

Berdiri di hadapan patung St. Mikael siang itu, saya tersadar bahwa iman bukan hanya soal doa dan ibadah di dalam tembok gereja, melainkan juga tentang keberanian dan kepercayaan yang dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari. Mengunjungi komunitas-komunitas di Bekasi membuat saya semakin menghargai bagaimana setiap paroki, dengan kisah dan pelindungnya masing-masing, tetap mencerminkan iman yang sama—iman yang menyatukan kita sebagai satu Gereja.


Paroki Kranji
Gereja Santo Mikael

Lokasi Jalan Bintara Strada No 38, Kranji, Bekasi Barat, Bekasi, Jawa Barat

Jadwal Misa Mingguan
Sabtu, 17.00 WIB 
Minggu, 06.30 WIB, 09.00 WIB, 17.00 WIB





  

Comments

Popular Posts